Minggu, 30 September 2018

AL-YA’LU Raih 1 Medali Emas dan 2 Medali Perak Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Nasional di Bengkulu

alyaklu-alyalu-oSN-KSM-prestasi-olimpiade-1
Algar Kabirul Dawam menunjukkan medali emas KSM Nasional, bersama Bara Makiyya Madani (medali perak) dan Sultan Aziz Misbahi (medali perak).
Tiga siswa Sekolah Unggulan AL-YA’LU Malang mencatat prestasi tingkat nasional. Mereka meraih 1 medali emas dan 2 medali perak dalam olimpiade sains tingkat nasional yang digelar oleh Kementerian Agama RI. Ketiga siswa Al-Ya’lu tersebut berjaya dalam event Kompetisi Sains Madrasah di Bengkulu yang diselenggarakan pada tanggal 24-29 September 2018.
Ketiga siswa tersebut yakni Algar Kabirul Dawam (peraih mendali emas bidang Matematika tingkat MTS/SMP); Sultan Aziz Misbahi peraih mendali perak bidang IPS tingkat MTS/SMP); dan Bara Makiyya Madani peraih mendali perak bidang IPA tingkat SD/MI. Mereka bukan hanya membanggakan nama sekolahnya. tetapi juga mengharumkan nama Kota Malang dan Provinsi Jawa Timur.
SD AlYa'lu, SMP AlYaklu AlYalu Malang
Sultan, Algar dan Dani bersama DIrektur Pembinaan Madrasah Kemenag, Dr. Phil. Kamarudin Amin
Untuk mendapatkan prestasi tersebut, ketiga siswanya tersebut harus bersaing secara berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, hingga lolos ke tingkat nasional.  Tidak kurang 104.000 peserta yang dari 34 provinsi yang mengikuti olimpiade sains ini untuk semua jenjang sekolah/madrasah dari tingkat kabupaten/kota. Kemudian di babak final, ketiga siswa ini lolos dan kembali bersaing dengan 500 peserta dengan nilai yang terbaik.
…..Disamping itu, bagi ketiga siswa tersebut prestasi ini adalah buah dari dukungan doa orang tua dan keberhasilan sekolah dalam memfasilitasi setiap siswanya untuk menjadi generasi yang unggul dan berprestasi. Seperti halnya kegiatan ekstrakulikuler setiap jam pulang sekolah yang dimaksimalkan betul oleh ketiga siswa tersebut untuk mengasah potensi diri.
…..Bagi Al-Ya’lu sendiri, kejuaraan tingkat nasional ini bukan prestasi pertama yang diperoleh oleh ketiga siswanya. Barra Makiyya Madani misalnya, sejak kelas 1 SD sudah meraih juara 1 lomba olimpiade sains nasional dengan hadiah edutrip ke korea selama seminggu. Kemudian Sultan Aziz Misbahi pernah mendapatkan edutrip ke Amerika selama 10 hari setelah mengikuti kejuaraan pramuka tingkat nasional beregu dan Algar Kabirul Dawam sudah banyak mengoleksi mendali di setiap olimpiade matematika tingkat nasional hingga internasional.

Rabu, 19 September 2018

Siswa SD Unggulan AL-YA’LU Raih Karya Sains Terbaik Nasional Junior Scientist Award 2018





Karya Saintis Cilik Ahmad Kutai Bantani sebagai Karya Sains Terbaik Nasional 2018






















































Masih kecil tapi kreatif. Berkat kretivitasnya, Ahmad Kutai Bantani siswa kelas IV SD Unggulan AL-YA’LU berhasil meraih predikat Karya Sains Terbaik Nasional pada  Junior Scientist Award 2018 yang digelar pada tanggal  tengah bulan September 2018 di Jakarta.





alyaklu-alyalu-karyailmiah-kjsa-2018-4


Saat presentasi karya pemeras madu super cepat di hadapan dewan juri


Bermula melihat pemerasan madu di kampung kerabatnya yang masih menggunakan cara manual, bocah yang biasa dipanggil Tantan ini penasaran dan ingin membantu membuatkan alat. Prinsipnya alat itu seperti mesin pengering pakaian pada mesin cuci elektrik. Maka bersama guru pembimbingnya, siswa ini mulai merancang alat pemeras madu berbahan mesin cuci bekas. Dari mesin cuci bekas, diambil dinamo, drum dan timer. Setelah dirakit dengan rangka dan penjepit sarang madu, akhirnya jadilah alatnya.





alyaklu-alyalu-karyailmiah-kjsa-2018-5


Tanya jawab dengan Menteri Keuangan Dr. Sri Mulyani Indrawati


“Kelebihan alat pemeras madu ini, prosesnya cepat. Kalau diperas manual, 4 sarang madu bisa membutuhkan waktu hingga 30 menit. Tapi dengan alat ini, hanya 3 menit. Lagi pula sarang lebahnya tidak rusak, jadi setelah madunya diperas, sarang lebahnya bisa dipasang lagi di rumah budidaya lebah. Biaya pembuatannya juga tidak mahal karena menggunakan mesin cuci bekas yang dibersihkan”, jelas Tantan.


Alat pemeras madu karya Tantan diikutkan lomba karya ilmiah Junior Scientist Award 2018. Bersaing dengan 1300 karya anak dari 26 provinsi di Indonesia.  Tim penilainya adalah Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), juri dari Universitas Indonesia (UI) dan dari Institut Teknologi Bandung (ITB).  Akhirnya karya Tantan dinobatkan sebagai Karya Sains Terbaik Nasional 2018. Sebagai rewardnya, ia mendapatkan medali, piagam, tabungan dana pendidikan Rp 6 juta dari penyelenggara, ditambah Rp 2,5 juta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.


Serangkaian kegiatan Junior Scientis Award, Tantan berkesempatan bertemu dengan Menteri Keuangan RI Ibu Dr. Sri Mulyani Indrawati. Karya bocah ini mendapatkan apresiasi dari  Ibu Menkeu. Tantan juga berkesempatan untuk mengunjungi pabrik farmasi milik penyelenggara dan edutrip ke Pusat Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PPIPTEK) di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), seta ke Dunia Fantasi di Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.


Bocah yang bercita-cita ingin menjadi seorang profesor zoologi ini, merasa belum puas dengan prestasi ini. Ia ingin menciptakan karya lagi yang bisa membantu memudahkan orang lain. Saatnya nanti, ia ingin mendapatkan nobel karena temuannya yang bermanfaat bagi masyarakat di dunia.